Yudachi & Kaminari
Yudachi (Hujan di senja hari). Dalam hujan lebat yang turun sebentar di siang hari sampai senja, pada hari musim panas yang cerah, kadang-kadang disertai halilintar. Pada zaman Edo, pembaca puisi Yosano Buson yang membaca puisi tentang musim, terdapat kalimat “Yudachi ya kusaba o tsukamu murasuzume = siang musim panas, tiba-tiba saja turun hujan lebat yudachi. Para burung pipit menjadi kelabakan dan bersembunyi di bawah bayangan daun rerumputan”.
Tetapi sayang sekali akhir-akhir ini, oleh karena pengaruh iklim global, bulan Mei ~ Juni juga, sering turun hujan yudachi. Tahun-tahun terakhir ini yudachi bukan lagi hujan yang turun tiba-tiba dan berhenti cepat, melainkan banyak yang seperti hujan lebat yang dapatĀ menimbulkan korban.
Kaminari (Halilintar). Sejak dahulu di Jepang bukan hal yang aneh bagi benda atau tempat yang pernah menjadi korban halilintar, kemudian menjadi tempat obyek sembahyang, selain itu halilintar juga kebanyakan timbul bersamaan dengan hujan, membuat halilintar juga berkaitan dengan cuaca yang sangat terlibat dalam pertanian. Dari sisi ini bisa dikatakan bahwa halilintar pun mempunyai kaitan erat dengan keagamaan.
Di Kuil Kitano Tenmangu di Kyoto Jepang, setiap tgl 1 Juni diselenggarakan festival besar untuk menolak bala halilintar. Sejak dahulu dipercaya bahwa tahun yang banyak halilintarnya akan membuat curah hujan juga banyak sehingga membuat panen berlimpah, tetapi sebaliknya, korban halilintar pun menjadi semakin banyak. Inilah yang membuat munculnya festival bersejarah sejak zaman Heian, untuk mendoakan panen berlimpah 5 jenis pepadian dan agar halilintar menjadi semakin sedikit.