Peribahasa Jepang

Shippai wa Seikô no Moto ( Kesalahan adalah Pangkal Kesuksesan )

Sebutan lainnya : Shippai wa Seikô no Haha “Kesalahan adalah Ibu Kesuksesan”Mungkin ini mempunyai arti bahwa seorang ibu Haha ) yang bernama kesalahan ( Shippai ) melahirkan anak ( Kodomo ) bernama kesuksesan ( Seikô ). Dalam hal ini yang dimaksud dengan ibu adalah akar yang melahirkan sesuatu. Peribahasa ini mempunyai arti “Apabila melakukan suatu kesalahan, maka kita akan mencari sebab musababnya, lalu memperbaiki cara atau kelemahan selama ini, jadi malah nantinya akan berhubungan dengan kesuksesan”.

Hanya dengan melakukan kesalahan saja, maka berikutnya juga akan melakukan kesalahan yang sama, Yang penting adalah memikirkan dengan jujur, bagaimana caranya agar tidak terjadi kesalahan lagi dan bagaimana caranya agar lain kali bisa menghindari kesalahan tersebut.Tetapi untuk bisa langsung sukses di kesempatan berikutnya adalah hal yang sulit.

Jalan menuju kesuksesan, kebanyakan adalah jalan yang penuh rintangan, penyesalan berkali-kali, percobaan dan kegagalan yang terus terulang. Walaupun tidak sampai sukses, begitu bisa melewati satu kali kesalahan, setidaknya, ketika terjadi kesalahan yang sama,kita tidak akan menjadi panik, dan bisa segera menanggulanginya. Itu adalah pengalaman kesalahan yang berguna, sehingga dapat juga dikatakan sebagai pangkal kesuksesan.

Ketika mempelajari sesuatu dan sebagainya, cobalah memberanikan diri mempraktikkannya, walau terjadi kesalahan sekalipun, kita akan mendapat pengalaman berharga yang tidak bisa didapatkan sebelumnya , inilah intisari dari peribahasa ini.

Warau Mon niwa Fuku Kitaru (Keberuntungan akan Datang di Tempat yang Ada Tawanya)

Peribahasa ini mempunyai arti Keberuntungan akan datang berkunjung ke rumah yang suara tertawanya tidak berhentiTertawa akan membuat kita merasa segar dan hati menjadi terhibur, di samping itu juga akan membuat kesan yang ramah dan suasana disekeliling menjadi ceria. Bahkan ada pendapat bahwa tertawa juga baik untuk kesehatan, yang telah dibuktikan secara medis.

Seperti diartikan juga oleh pepatah “Tertawa ampuh bagaikan 100 obat”, orang Jepang sejak dahulu mempunyai perhatian terhadap tawa ini, bahkan sampai sekarang pun banyak orang yang berkumpul ditempat khusus untuk tertawa, misalnya panggung jenaka atau gedung sandiwara.

Seorang filsuf dari Yunani bernama Aristoteles pernah mengatakan yang tertawa hanyalah manusia. Tetapi sebenarnya yang tertawa bukan hanya manusia, melainkan juga satwa primata seperti simpanse atau gorila. Ini seperti komunikasi atau pesan isi hati terhadap lawan yang akan menyerang, yang mempunyai arti saya tidak punya rasa permusuhan padamu.

Bagi manusia sendiri, tertawa merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan isi hati secara cepat, misalnya tertawa terbahak-bahak = tertawa dengan suara keras karena ada sesuatu hal yang lucu sekali, tertawa dengan nada tinggi = tertawa dengan suara besar yang mengandung rasa bangga, tertawa ramah = tertawa yang dibuat untuk mengambil hati.

Secara psikologis, tertawa juga merupakan cara yang sangat ampuh untuk menghancurkan stress yang terkumpul. Dengan tertawa, kita bisa mengendurkan rasa resah dan tegang,kekebalan tubuh pun meningkat sehingga bisa mengatasi rasa stress. Jadi bisa juga dikatakan bahwa tertawa adalah suatu jalan penting yang diberikan oleh Tuhan agar kita dapat hidup dengan senang dan ceria memandang ke masa depan.

Yang manapun juga, tertawa yang tidak pada tempatnya adalah pantangan, sebaliknya tertawa juga bisa melancarkan hubungan dalam pergaulan. Dan seandainya pergaulan menjadi lancar, maka efisiensi kerja pun akan meningkat. Bergaul dengan orang yang berpandangan ceria akan membuat kita ikut ceria.