Musim Semi Jepang: Keindahan Sakura dan Simbol Kebangkitan Alam
Musim semi Jepang adalah waktu yang paling dinantikan setelah musim dingin yang sejuk. Saat-saat ini penuh dengan keindahan alam yang luar biasa dan simbol kebangkitan setelah periode kedinginan. Musim semi di Jepang ditandai dengan mekarnya bunga sakura yang telah menjadi simbol ikonik dari negeri matahari terbit ini.
Di Jepang, setiap tgl 3 Februari, yaitu sekitar sehari sebelum musim semi, disebut sebagai setsubun. Pada saat ini ada kebiasaan melempar kacang dengan meneriakkan “Oni wa soto, fuku wa uchi” (iblis keluar rumah) dengan maksud menghalau keburukan dari iblis yang muncul ketika musim berganti.
Di Jepang Februari merupakan bulan pergantian dari musim dingin ke musim semi, tetapi sebenarnya keadaan cuaca masih terasa dingin, terutama di daerah yang saljunya tebal, orang-orang sudah tak sabar menunggu datangnya musim semi.
Ada lagu anak-anak yang syairnya dimulai dengan “Yuki ya kon-kon, arare ya kon-kon”. Istilah kon-kon konon berasal dari kata koi-koi atau fure-fure yang dalam istilah zaman dulu artinya datanglah-datanglah atau turunlah-turunlah.
Sementara itu ada juga arti kon-kon yang berasal dari bunyi sebenarnya yang terdengar mirip, misalnya “seki ga konkon deru” (batuknya berbunyi konkon), atau “tobira o konkon tataku” (kon kon bunyi pintu diketuk).
Keajaiban Sakura
Musim semi Jepang selalu diidentikkan dengan mekarnya bunga sakura. Sakura, yang merupakan jenis pohon cherry, tumbuh di seluruh Jepang dan tampil dengan corak warna merah muda yang menakjubkan. Ketika mekarnya bunga sakura, pemandangan indah ini mengubah taman-taman, jalan-jalan, dan area terbuka lainnya menjadi lautan bunga merah muda yang memukau.
Fenomena mekarnya bunga sakura dikenal dengan istilah “sakura zensen”. Peristiwa ini dimulai di Prefektur Okinawa di selatan Jepang pada awal Maret dan berlanjut ke utara melintasi seluruh negeri, mencapai puncaknya di Hokkaido di akhir April hingga awal Mei. Puncak mekarnya bunga sakura hanya berlangsung selama beberapa minggu, sehingga orang-orang di seluruh Jepang merayakan musim semi dengan piknik hanami, yang berarti “melihat bunga,” di bawah pepohonan sakura yang berbunga.
Tradisi Hanami
Hanami adalah tradisi kuno yang telah berlangsung selama berabad-abad di Jepang. Kegiatan ini melibatkan berkumpulnya keluarga, teman, dan rekan kerja di bawah pohon-pohon sakura yang mekar untuk menikmati pemandangan bunga dan merayakan keindahan musim semi Jepang. Orang-orang membawa tikar dan makanan, seperti bentos dan manisan tradisional, untuk piknik di bawah pohon sakura.
Hanami bukan hanya tentang menikmati keindahan bunga sakura, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merayakan persahabatan, cinta, dan kehidupan. Banyak orang Jepang juga menulis puisi atau lagu tentang keindahan bunga sakura dan perasaan mereka selama musim ini. Beberapa kuil dan taman di Jepang juga menyelenggarakan acara-acara khusus selama musim sakura, termasuk pertunjukan tari dan musik tradisional.
Fenomena Cuaca
Selain keindahan bunga sakura, musim semi Jepang juga dikenal dengan perubahan cuaca yang dramatis. Setelah musim dingin yang sejuk, suhu mulai meningkat dan langit menjadi lebih cerah. Namun, musim semi juga ditandai dengan curah hujan yang tinggi, yang dikenal sebagai “tsuyu” atau musim hujan.
Tsuyu biasanya dimulai pada akhir Mei hingga awal Juni dan berlangsung selama beberapa minggu. Walaupun cuaca hujan dapat mengganggu acara hanami, tsuyu juga penting untuk pertumbuhan dan mekarnya bunga sakura. Hujan yang melimpah membantu memperkuat akar pohon sakura dan memperpanjang masa mekar bunga.
Perayaan Musim Semi Jepang Lainnya
Selain hanami, ada beberapa perayaan khas musim semi di Jepang yang menampilkan budaya dan tradisi unik negara ini. Beberapa di antaranya termasuk:
Kodomo no Hi
Jepang merayakan Hari Anak pada tanggal 5 Mei setiap tahunnya. Pada hari ini, orang-orang mengibarkan bendera ikan koinobori sebagai simbol kekuatan dan kemakmuran untuk anak-anak mereka. Koinobori adalah bendera yang berbentuk ikan mas yang dikibarkan di tiang di depan rumah.
Shunbun no Hi
Shunbun no Hi adalah hari yang menandai titik tengah antara musim dingin dan musim panas. Hari ini dirayakan pada tanggal 20 atau 21 Maret setiap tahunnya. Orang Jepang biasanya mengunjungi makam keluarga dan membersihkan makam pada hari ini sebagai bagian dari tradisi.
Golden Week
Golden Week adalah periode liburan nasional yang terdiri dari beberapa hari libur berturut-turut pada awal Mei. Periode ini termasuk Hari Pohon Hijau, Hari Showa, Hari Konstitusi, dan Hari Kekaisaran. Ini adalah waktu yang populer untuk berwisata dalam dan luar negeri, dan banyak orang Jepang menggunakan kesempatan ini untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
Musim semi di Jepang adalah waktu yang penuh dengan keindahan alam dan tradisi budaya yang unik. Sakura, atau bunga cherry blossom, menjadi simbol kebangkitan dan keindahan musim ini. Tradisi hanami mengajarkan tentang merayakan keindahan alam dan persahabatan, sementara fenomena cuaca tsuyu menambahkan keunikan musim semi di Jepang. Selain itu, perayaan lain seperti Hari Anak dan Golden Week menambah semarak musim semi di negeri matahari terbit ini. Jadi, jika Anda ingin merasakan pesona musim semi yang luar biasa, Jepang adalah tujuan yang tepat untuk dikunjungi. Nikmati keindahan bunga sakura, ikuti tradisi hanami, dan jadikan pengalaman musim semi di Jepang sebagai kenangan tak terlupakan.