Musim Hujan di Jepang: Keindahan Alam dan Budaya
Musim hujan di Jepang atau yang dikenal dengan nama tsuyu adalah periode ketika cuaca menjadi lebih basah dan lembab. Musim hujan di Jepang biasanya dimulai pada akhir Mei hingga awal September. Selama musim ini, wilayah Jepang dibanjiri oleh hujan yang cukup deras dan berlangsung selama berhari-hari.
Meskipun terkadang dianggap sebagai musim yang kurang menyenangkan, musim hujan di Jepang memiliki pesona dan keunikan tersendiri. Selain itu, musim hujan juga memiliki daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengalami budaya dan kehidupan lokal yang berbeda.
Salah satu aktivitas yang populer dilakukan selama musim hujan di Jepang adalah hanami atau menikmati bunga sakura. Bunga sakura merupakan ikon keindahan Jepang dan biasanya mekar pada awal musim semi. Namun, di beberapa daerah, bunga sakura juga mekar saat musim hujan. Meskipun tidak sebanyak saat musim semi, namun pemandangan bunga sakura di tengah hujan yang lembut dan sejuk tetap memukau.
Namun, selama musim hujan di Jepang, ada juga beberapa pantangan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah jangan membawa payung ke dalam rumah atau tempat umum. Hal ini dianggap sebagai tanda kurang sopan dan dapat merusak kepercayaan orang Jepang terhadap Anda.
Selain itu, musim hujan di Jepang juga seringkali disertai dengan angin kencang dan badai yang dapat menyebabkan gangguan transportasi. Oleh karena itu, sebaiknya periksa terlebih dahulu jadwal transportasi sebelum melakukan perjalanan.
Meskipun demikian, musim hujan di Jepang tetap memiliki pesona dan keindahan yang bisa dinikmati oleh wisatawan. Dengan menyiapkan perlengkapan yang tepat dan mengikuti pantangan yang berlaku, wisatawan dapat menikmati berbagai keindahan alam, makanan lezat, dan budaya Jepang yang menarik selama musim hujan.
Bulan Juni di Jepang merupakan bulan musim hujan, setiap hari gerimis terus, sehingga merupakan bulan yang tidak cocok untuk melangsungkan pernikahan. Tetapi oleh karena banyak orang yang terpengaruh oleh istilah June Bride ini, maka Juni merupakan bulan yang banyak pesta pernikahan setelah Oktober yang mempunyai hari-hari cerah dan stabil dibanding Juni.
Di Eropa, ada legenda yang mengatakan bahwa pengantin wanita yang menikah pada bulan Juni, akan berbahagia. Pengantin wanita yang menikah pada bulan Juni disebut sebagai June Bride (pengantin bulan Juni). Pada musim ini, di Eropa, merupakan musim yang paling menyenangkan dalam setahun, dimana hujan turun sedikit dan udaranya cerah terus. Oleh karena itu tak heran kalau banyak pengantin yang melangsungkan pernikahannya pada hari itu.
Tradisi Koromogae
Di Jepang, pada bulan Juni dan Oktober, banyak diselenggarakan Koromogae yaitu mengganti pakaian seragam (seragam musim panas, seragam musim dingin) di kalangan pelajar ataupun karyawan kantor. Sehingga kita bisa langsung melihat perbedaan dari musim semi ke musim panas, dari musim gugur ke musim dingin.
Koromogae adalah sebuah tradisi yang dilakukan di Jepang untuk merayakan pergantian musim semi menjadi musim panas, serta pergantian musim gugur menjadi musim dingin. Tradisi ini dilakukan dengan mengganti pakaian dan aksesoris yang digunakan sehari-hari, seperti baju, sepatu, dan tas.
Pada koromogae musim semi ke musim panas, orang Jepang umumnya akan mengganti pakaian dan aksesoris yang lebih tipis, cerah, dan ringan, seperti pakaian berwarna pastel, sandal, dan topi berbahan kain. Sedangkan pada koromogae musim gugur ke musim dingin, orang Jepang akan mengganti pakaian dan aksesoris yang lebih tebal, gelap, dan berbahan hangat, seperti mantel, syal, dan topi berbahan wol.
Tradisi koromogae telah ada sejak zaman dulu di Jepang dan dianggap sebagai salah satu cara untuk menyambut musim baru dan menikmati perubahan alam yang terjadi. Selain itu, koromogae juga dapat dijadikan sebagai momen untuk memperbarui barang-barang pribadi dan menyambut perubahan dalam hidup.
Di era modern, tradisi koromogae masih dijaga dan dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat Jepang. Beberapa toko dan departemen store di Jepang bahkan mengadakan acara diskon besar-besaran pada saat pergantian musim sebagai bagian dari tradisi koromogae.
Secara keseluruhan, koromogae adalah sebuah tradisi yang menarik dan bersejarah di Jepang. Selain menyambut pergantian musim, tradisi ini juga dapat membantu orang untuk memperbarui barang-barang pribadi dan menyambut perubahan dalam hidup. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Jepang pada saat pergantian musim, tradisi koromogae juga dapat menjadi pengalaman budaya yang menarik untuk disaksikan dan dipelajari.
Tradisi Minazuki
Setiap tahun, bulan 6 dalam perhitungan kalender lunar, disebut sebagai Minazuki (bulan yang tidak ada airnya). Sekarang istilah ini dipakai untuk menyebut bulan Juni pada kalender sekarang. Ada berbagai opini tentang asal mula sebutan Minazuki ini.
Minazuki adalah sebuah tradisi di Jepang yang dilakukan pada bulan Juni untuk merayakan musim panas yang telah tiba. Nama “minazuki” berasal dari dua karakter kanji, yaitu “mi” yang berarti “tiga” dan “natsu” yang berarti “musim panas”. Oleh karena itu, tradisi minazuki dilakukan pada tanggal 3 Juni setiap tahunnya.
Ada yang mengatakan bahwa sesuai dengan huruf kanji-nya, yang mempunyai arti bulan ketika musim hujan sudah selesai dan air menjadi habis, sebaliknya, banyak pula yang beranggapan bahwa ini adalah bulan di mana perlu dialirkan air di di sawah setelah selesai menanam padi, Mizu Hari Zuki (bulan ketika air harus dialirkan) akhirnya disingkat menjadi Minazuki.
Tradisi minazuki memiliki beberapa aspek yang berbeda. Salah satu aspek yang paling terkenal adalah adanya makanan khas yang disebut “minazuki”. Minazuki adalah sebuah kue tradisional Jepang yang terbuat dari tepung beras ketan dan madu. Kue ini disajikan dengan irisan es batu di atasnya untuk memberikan sensasi segar dan dingin pada saat musim panas yang panas dan lembab.
Selain makanan minazuki, tradisi ini juga melibatkan berbagai jenis acara dan kegiatan, seperti tarian dan pertunjukan teater, pembukaan kolam renang, dan festival kembang api. Selama bulan Juni, orang Jepang juga sering memakai yukata, jenis pakaian tradisional Jepang yang ringan dan cocok untuk digunakan di musim panas.
Minazuki bukan hanya merupakan sebuah tradisi yang merayakan kedatangan musim panas, tetapi juga menjadi simbol bagi orang Jepang untuk memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan. Dalam tradisi ini, orang-orang berkumpul dan merayakan bersama-sama dengan makanan, tarian, dan acara lainnya. Ini juga merupakan kesempatan untuk merayakan keberagaman budaya dan tradisi yang ada di Jepang.
Secara keseluruhan, tradisi minazuki merupakan bagian penting dari budaya Jepang yang merayakan kedatangan musim panas. Dalam tradisi ini, orang Jepang memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan sambil menikmati makanan, acara, dan kegiatan lainnya.