Belajar Bahasa Jepang

Belajar Bahasa Jepang

Panduan Belajar Bahasa Jepang

Menguasai bahasa Inggris sudah bukan merupakan suatu nilai tambah, karena bahasa Inggris sudah bisa dibilang sebagai second language di Indonesia. Oleh karena itu, penguasaan bahasa asing lainnya barulah menjadi suatu nilai plus bagi seseorang. Dan belajar bahasa Jepang adalah suatu pilihannya.

Salah satu cara untuk menguasai bahasa asing yaitu dengan menguasai tata bahasa (gramatika). Tidak sedikit orang yang menganggap gramatika bahasa Jepang sangat sulit dan rumit. Lalu timbul sikap negatif terhadap gramatika itu, sehingga menjadi enggan mempelajarinya. Mengapa kita perlu mempelajari gramatika bahasa Jepang? Bukankah kita dapat mengerti bahasa Jepang, dapat berkomunikasi dengan bahasa Jepang tanpa menguasai gramatikanya? Tentu saja pendapat itu kurang tepat. Sebab bahasa tidak sepantasnya ditulis atau diucapkan dengan sembarangan. Bahasa harus digunakan dengan baik, benar, efektif. Untuk itu, tentu saja kita perlu menguasai kaidah-kaidah bahasa itu.

Kalimat dalam bahasa Jepang

Kalimat dalam bahasa Jepang jika dilihat dari jenis kata yang digunakan sebagai predikatnya dapat digolongkan menjadi 4 macam.

  • Kalimat yang berpredikat kata kerja yang disebut doushi-bun
  • Kalimat yang berpredikat kata sifat I (I keiyoushi) yang disebut keiyoushi-bun
  • Kalimat yang berpredikat kata sifat Na (keiyoushi/Na keiyoushi) yang disebut keiyodoushi-bun)
  • Kalimat yang berpredikat kata benda+Da yang disebut meishi-bun

Dalam kalimat verbal (doushibun) kata kerja selalu diletakkan diakhir kalimat sehingga urutan kata dalam kalimat verbal bahasa Jepang berbeda dengan urutan kata dalam kalimat verbal bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia kalimat verbal transitif (kalimat yang berobjek penderita) berpola SPO (subjek-predikat-objek) sedangkan dalam bahasa Jepang berpola SOP (subjek-objek predikat). Disamping itu kata kerja dalam bahasa Jepang mengalami perubahan bentuk yang bermacam-macam, baik berdasarkan kala (tenses), ragam kalimat, maupun berdasarkan pada makna atau tujuannya.

Kata sifat dalam bahasa Jepang bisa digunakan sebagai predikat kalimat, yang juga mengalami perubahan bentuk. Khususnya untuk kata sifat I (I keiyoushi) mengalami perubahan ke dalam bentuk menyangkal, bentuk lampau dan sebagainya.

Akan tetapi untuk kata sifat Na atau kata benda, jika digunakan sebagai predikat kalimat, tidak mengalami perubahan bentuk. Di sini yang berubah adalah kopula Da sesuai dengan tujuan dan maknanya dalam kalimat.