Anago Dan Unagi

Anago

Pada  bulan  Juli  di Jepang,  ada  hari  yang disebut Doyo no ushi no hi lebih tepatnya disebut “Natsu no doyo no ushi no hi”.  Ada  kepercayaan  di  Jepang bahwa makan unagi (belut air tawar) di hari tersebut, akan dapat melewati musim panas dengan tetap sehat.

Di Jepang ada empat musim dan yang dimaksud dengan doyo adalah istilah pada kalender zaman dulu yang berarti selama 18 hari sebelum pergantian musim.  Selain  itu,  mungkin  di  negara lain juga  mengenal  sebutan  “dua  belas zodiak  atau  shio”,  yang  memiliki  lambang  hewan  yang  sesuai  pada  hari  dan tahun tersebut untuk setiap hari dan tahun. “Doyo no ushi no hi” menunjukkan hari ushi (sapi) di antara doyo.

Zaman dulu, musim gugur dianggap dimulai sejak awal  bulan  Agustus,  sehingga  periode  sebelumnya  merupakan  puncak  musim panas.  Kebiasaan  makan unagi yang  bergizi  tinggi  pada  musim  panas  untuk menghilangkan  kelelahan  musim  panas  dilakukan  pada  “Doyo  no  ushi  no  hi”. Saat ini pun, jika musim ini telah mendekat, penjualan unagi menjadi marak.

Unagi

Unagi yang semula memang berharga mahal, menjadi semakin tinggi harganya karena belakangan ini penangkapannya berkurang, sehingga sulit untuk menjangkau  harganya.  Oleh  sebab  itu,  sebagai alternatif ada “anago”, belut yang mirip dengan unagi. Anago juga merupakan ikan musim panas dan tidak kalah enaknya dengan unagi.Selain nilai gizinya yang tinggi seperti unagi, kadar  lemaknya  lebih  rendah,  sehingga  lebih  rendah  kalori  daripada unagi.  Di musim panas yang mudah lelah pun, orang Jepang menghidangkan masakan dari bahan yang sedang musim di musim tersebut agar tetap sehat setiap hari.