Alat Musik Tradisional Jepang

Alat Musik Tradisional Jepang

Jenis Alat Musik Tradisional Jepang

Hōgaku merupakan istilah umum yang digunakan untuk musik Jepang yang meliputi gagaku (musik istana), nō gaku (musik noh), minyō (musik rakyat biasa) dan musik kontemporer.

Berikut ini beberapa alat musik tradisional Jepang, yaitu:

Sakuhachi

Sakuhachi adalah suling bambu vertikal yang mempunyai tujuh nada yang merupakan alat musik tradisional Jepang yang terbuat dari bambu. Sakuhachi berasal dari Cina dan masuk ke Jepang pada abad ke 6 dan mulai digunakan sebagai alat musik di Jepang yaitu pada kira-kira akhir abad ke 7 sampai abad ke 8.

Sakuhachi
Sakuhachi

Kotsuzumi

Alat musik kotsuzumi biasa digunakan untuk menyertai naga uta (lagu) yang merupakan musik latar pada pertunjukkan kabuki atau noh. Dari bentuknya mirip dengan gendang.

Kotsuzumi
Kotsuzumi

Biwa

Biwa merupakan alat musik tradisional Jepang yang bentuknya mirip gitar. Biwa masuk ke Jepang sebelum periode Nara (710-784). Biwa berasal dari Persia dan masuk ke Jepang melalui Cina. Untuk memainkan alat musik ini biasanya digunakan plektrum (bachi) untuk menekan senarnya.

Biwa
Biwa

Koto

Koto berasal dari alat musik Cina yaitu guzheng. Koto masuk ke Jepang dari Cina pada abad ke 7 dan ke 8. Alat musik ini dapat dikatakan mirip kecapi di Indonesia. Awalnya koto memiliki lima senar kemudian bertambah menjadi tujuh dan pada periode Nara menjadi 12 senar dan sekarang menjadi 13 senar.

Koto
Koto

Shamisen

Shamisen adalah alat musik dawai asal Jepang yang memiliki tiga senar dan dipetik menggunakan bachi. Alat musik yang biasa mengikuti kabuki, bunraku dan minyō. Shamisen tertua yang masih ada sekarang adalah shamisen bernama Yodo hasil karya pengrajin di Kyoto. Shamisen ini khusus dibuat atas perintah Toyotomi Hideyoshi untuk dihadiahkan kepada sang istri Yodo-Dono. Shamisen Yodo mempunyai bentuk yang tidak jauh berbeda dengan shamisen yang ada sekarang.

Shamisen
Shamisen

Badan shamisen disebut dō dibuat dari kayu, berbentuk segi empat dengan keempat sudut yang sedikit melengkung. Bagian depan dan belakang dilapisi kulit hewan yang berfungsi memperkeras suara senar. Bahan baku senar untuk shamisen sutra, tetapi ada juga yang memakai senar dari serat nilon atau tetoron seperti tsugaru-jamisen yang berasal dari daerah Tsugaru.

error: Content is protected !!